Sabtu, 15 September 2012

Optimalisasi Penetasan dengan Panjang DOC



Dengan mengevaluasi panjang DOC secara rutin, kualitas proses inkubasi di hatchery dapat lebih optimal
DOC (Day Old Chick/anak ayam umur sehari) berkualitas, identik dengan pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik. Karena itu kualitas DOC merupakan faktor krusial bagi peternak. Kualitas DOC ini, kata Teddy Chandra – Marketing Manager Equipment Division PT Agrinusa Jaya Santosa (AJS), dipengaruhi oleh faktor kondisi induk, penanganan telur, dan proses inkubasi di hatchery (pembibitan).
Menitikberatkan pada proses inkubasi, Teddy menuturkan, dalam mengoptimalkan proses inkubasi (penetasan) di hatchery,dibutuhkan metode yang tepat untuk mengevaluasi kualitas DOC yang dihasilkan. Metode evaluasi yang umum digunakan adalah penilaian visual, berat DOC, skor Tona & Pasgar, dan panjang DOC. Dari sekian metode evaluasi ini, Teddy menunjuk panjang DOC sebagai metode evaluasi yang tepat dan akurat.
Penilaian visual, kata Teddy, bersifat subjektif, sehingga kurang tepat untuk digunakan. Sedangkan berat DOC bersifat semu, karena dalam tubuh DOC masih terdapat sisa yolk (kuning telur) yang tidak merepresentasikan perkembangan rangka tubuh DOC. Sedangkan yang merepresentasikan perkembangan rangka tubuh DOC, kata Teddy, adalah yolk-free body mass atau berat DOC tanpa yolk.
Kemudian skor Tona & Pasgar. Menurut penjelasan tim riset Hatchtech – perusahaan produsen mesin tetas asal Belanda yang mengusung metode evaluasi panjang DOC dan produknya didistribusikan oleh AJS –, skor Tona & Pasgar mengevaluasi penampilan, pusar, kaki, dan aktivitas DOC. Kelemahannya, metode ini hanya mengevaluasi periode akhir dari proses inkubasi, sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi performa di lapangan.  
Metode Panjang DOC
Terakhir, panjang DOC, masih menurut tim riset Hatchtech, merupakan metode evaluasi yang cepat, dapat diulang, tidak semu, dan dapat menjadi indikator performa DOC di lapangan. Dengan mengevaluasi panjang DOC secara rutin, Teddy menambahkan, kualitas proses inkubasi dapat ditingkatkan.
Begitu pula dengan performa DOC dan keuntungan yang akan diperoleh. ”Dengan menggunakan penggaris khusus, metode evaluasi panjang DOC memberikan informasi mana saja DOC yang tergolong dari induk muda (young), prima (prime), dan tua (old) dengan lebih akurat,” terangnya.
Berhubungan dengan panjang DOC, penelitian Molenaar dkk (2008) membuktikan bahwa DOC yang panjangnya lebih 1 cm dibanding DOC yang lain, pada saat panen (umur 38 hari) memiliki bobot badan lebih berat 264 gram dengan daging dada 45 gram lebih banyak. Ulas Teddy, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa proses inkubasi yang optimal adalah tuntutan bagi hatchery. Bila proses inkubasi optimal, maka DOC yang dihasilkan akan memiliki keseragaman yang tinggi dengan kerangka tubuh dan organ dalam yang lebih sempurna.
Artikel selengkapnya baca majalah Trobos edisi Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar