BUDIDAYA TERNAK KAMBING
- KELUARAN
Ternak kambing produksi optimal
- BAHAN
Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan
- ALAT
Tempat pakan/minum
- PEDOMAN TEKNIS
- Jenis kambing asli di Indonesia adalah kambing kacang dan
kambing peranakan etawa (PE)
- Memilih bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang
lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat,
bebas dari penyakit dengan phenotype baik.
- Calon induk
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri
tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan
baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar
(kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan >
20 kg.
- Calon pejantan
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur >
1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai
nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.
- Pakan
- Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai
pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).
- Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa,
bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral
dan vitamin.
- Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro,
gamal, daun nangka, dsb.
- Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan
(dasar bahan kering) atau 10 - 15 % berat badan (dasar
bahan segar)
- Pemberian pakan induk
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat
bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan
dengan kandungan protein 16 %.
- Kandang
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing
berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan
dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas
sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi
penyekat 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.
- Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing
harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat
cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.
- SUMBER
Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id.
- KONTAK HUBUNGAN
Departemen Pertanian RI, Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar
Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia
- PENDAHULUAN
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat
sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan
pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya)
relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil
yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi
intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai
50 - 150 gram per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan
dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.
- BIBIT
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah
untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi
daging, kambing etawah untuk produksi susu, dll). Secara umum
ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat,
bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
- Ciri untuk calon induk:
- Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung
dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.
- Jinak dan sorot matanya ramah.
- Kaki lurus dan tumit tinggi.
- Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien),
rahang atas dan bawah rata.
- Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi
dari induk yang muda.
- Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2
buah.
- Ciri untuk calon pejantan :
- Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih
besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk,
gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
- Kaki lurus dan kuat.
- Dari keturunan kembar.
- Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
- MAKANAN
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi
ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat,
vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai
ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam
makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan
(berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin
dan mineral).
Cara pemberiannya :
- Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10%
dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5
liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
- Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan
pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan
penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
- TATA LAKSANA
- Kandang
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih,
dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
- Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam
dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
- Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10
bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan
atau saat bobot badan
mencapai 55 - 60 kg.
- Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama
17 - 21 hari.
- Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum
menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan
bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.
- Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
- Masa bunting 144 - 156 hari (.... 5 bulan).
- Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ±
2 bulan.
- Pengendalian Penyakit
- Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui
sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan
vaksinasi.
- Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan,
kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia),
orf, dan koksidiosis.
- Pasca Panen
- Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai
tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit,
tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual
pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar
1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing
cukup tinggi.
- Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45
sampai 50%) karkas x harga daging eceran.
- CONTOH ANALISA USAHA TERNAK KAMBING
- Pengeluaran
- Bibit
- Bibit 1 ekor pejantan = 1 x Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
- Bibit 6 ekor betina = 1 x Rp. 200.000,- Rp. 1.200.000,-
Total Rp. 1.450.000,-
- Kandang Rp. 500.000,-
- Makanan Rp. 200.000,-
- Obat-obatan Rp. 100.000,-
Total Pengeluaran Rp. 2.250.000,-
- Pemasukan
- Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 6 produk menghasilkan 2 ekor,
jumlah kambing yang bisa dijual setelah 1 tahun = 12 ekor.
Jika harga tiap ekor Rp. 150.000,- maka dari 12 ekor tersebut
akan dihasilkan : 12 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,-
- Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per ekor per hari, maka
setelah 2 tahun akan dihasilkan pertambahan berat : 7
x 50 gr x 365 = 127,75 kg. Total daging yang dapat dijual
(7 x 15 kg) + 127,75 kg = 232,75 kg. Pendapatan dari penjualan
daging = 232,75 kg x Rp. 10.000,-=Rp.2.327.500,-
- Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 70 karung x
Rp. 1.000,- = Rp. 70.000,-
- Keuntungan
- Masuk:Rp.1.800.000+Rp. 2.327.500+Rp. 70.000 == Rp.
4.197.500,-
- Keluar:Rp.1.450.000+Rp.500.000+Rp.200.000+Rp.100.000
== Rp. 2.250.000
- Keuntungan selama 2 th: Rp. 4.197.500,- dikurang Rp.
2.250.000 == Rp. 1.947.500,- atau Rp. 81.145,- per bulan.
- SUMBER
Brosur Ternak Kambing, Dinas Peternakan, Pemerintah DKI Jakarta,
Jakarta Pusat (tahun 1997).
- KONTAK HUBUNGAN
Dinas Peternakan, Pemerintah DKI Jakarta, Jl. Gunung Sahari Raya
No. 11 Jakarta Pusat, Tel. (021) 626 7276, 639 3771 atau 600 7252
Pes. 202 Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar